Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Kerukunan Umat Beragama di Sulut Bisa Jadi Model Rawat Kemajemukan

Gambar
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan (BeritaSatu TV) Manado -Kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara (Sulut) merupakan contoh atau model ideal untuk merawat kemajemukan. "Sulawesi Utara menjadikan konsensus kebangsaan menjadi perilaku kehidupan sehari-hari yang menghargai perbedaan. Konsensus itu dipratekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada rasa curiga satu dengan yang lain," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam percakapan dengan sejumlah tokoh gereja Sulawesi Utara di Manado, Jumat (30/10). Dikatakan, masyarakat Sulawesi Utara memang luar biasa dalam merawat kemajemukan yang merupakan kekayaan bangsa. "Masyarakat daerah lain harus belajar dari keterbukaan, toleransi, dan saling menghargai yang dipratekkan masyarakat Sulawesi Utara," kata Zulkifli. Menurutnya, salah satu faktor penting yang dapat merawat kemajemukan serta menjaga kerukunan umat beragama adalah tingkat pendidikan masyarakat Sulut yang tinggi. Dikatakan, masyarakat terdidik mendoro...

Kerukunan Umat Beragama di Sulut Bisa Jadi Model Rawat Kemajemukan

Gambar
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan (BeritaSatu TV) Manado -Kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara (Sulut) merupakan contoh atau model ideal untuk merawat kemajemukan. "Sulawesi Utara menjadikan konsensus kebangsaan menjadi perilaku kehidupan sehari-hari yang menghargai perbedaan. Konsensus itu dipratekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada rasa curiga satu dengan yang lain," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam percakapan dengan sejumlah tokoh gereja Sulawesi Utara di Manado, Jumat (30/10). Dikatakan, masyarakat Sulawesi Utara memang luar biasa dalam merawat kemajemukan yang merupakan kekayaan bangsa. "Masyarakat daerah lain harus belajar dari keterbukaan, toleransi, dan saling menghargai yang dipratekkan masyarakat Sulawesi Utara," kata Zulkifli. Menurutnya, salah satu faktor penting yang dapat merawat kemajemukan serta menjaga kerukunan umat beragama adalah tingkat pendidikan masyarakat Sulut yang tinggi. Dikatakan, masyarakat terdidik mendoron...

Konflik Sampit

Konflik Sampit  adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di  Indonesia , berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota  Sampit , Kalimantan Tengah  dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota  Palangka Raya . Konflik ini terjadi antara  suku Dayak  asli dan warga migran  Madura  dari  pulau Madura . Konflik tersebut pecah pada  18 Februari   2001  ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.  Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal.  Banyak warga Madura yang juga ditemukan  dipenggal kepalanya  oleh suku Dayak. Latar belakang Konflik Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi beberapa insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi antara Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korb...

Kemajemukan, Warisan Berharga Gus Dur untuk Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemberian gelar pahlawan nasional kepada KH Abdurrahman Wahid kembali mendapat apresiasi. Gus Dur, begitu Presiden RI keempat itu, dinilai miliki peranan penting dalam kebangsaan, terutama soal kemajemukan. Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof Dr Bambang Pranowo mengatakan Gus Dur merupakan sosok yang pantas mendapatkan gelar pahlawan nasional.  Menurutnya, sosok Gus Dur tersebut telah meninggalkan sangat banyak warisan yang berguna bagi bangsa Indonesia, salah satunya adalah kemajemukan. Ia menilai penghargaan atas kemajemukan yang selalu Gus Dur dengungkan, baik selama menjabat presiden maupun pemimpin organisasi Islam, memang layak diberikan apresiasi.  Terlepas dari kontroversi, ia merasa pemberian gelar pahlawan kepada Gus Dur terbilang cukup cepat, jika melihat tokoh-tokoh lain yang juga akan diberikan gelar pahlawan nasional dalam waktu dekat. Salah satu bentuk kemajemukan ala Gus Dur yang selalu diingat, diakui Bambang, adalah ba...

Indonesia Tunjukkan Islam, Demokrasi, dan Kemajemukan Berjalan Beriringan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Indonesia adalah laboratorium yang menunjukkan bahwa Islam, demokrasi, dan kemajemukan bisa berjalan beriringan. Demikian disampaikan Presiden  Joko Widodo  dalam Working Dinner Session KTT G-20 yang membahas masalah Terrorism and Refugee Crisis, di Antalya  Turki , Minggu (15/11/2015) waktu setempat, dalam keterangan tertulis Tim Komunikasi Presiden  Ari Dwipayana . Jokowi tegaskan pula, bawah harmonisasi ini terlihat saat kemajemukan dan toleransi itu sendiri merupakan kenyataan sehari-hari di Indonesia. Selain itu kata Jokowi, selama ini Indonesia menerapkan kombinasi pendekatan hard approach yang mengedepankan penegakkan hukum dan keamanan. Pun imbuhnya, soft approach dengan menggunakan pendekatan kebudayaan dan agama dalam upaya mengatasi ekstrimisme di Indonesia. "Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar serta negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Indonesia adalah laboratorium yang menunjukkan bahwa Islam, d...